Dr.Joe Vitale.
(U.S.A)
Cara Saya Menghasilkan
Lebih dari $112,000 ( Rp. 1,120,000,000 )
dengan mengajar di E- Class
--------------
Dr.Joe Vitale.
Mobil tersebut adalah sebuah BMW Z3- sebuah roadster. Mobil balap, salah satu mobil terseksi yang dikenal manusia, buatan para dewa. baiklah saya mungkin berlebihan. Namun intinya, mobil ini berbicara pada saya, saya menginginkannya, dan sangat menginginkannya.
Saya juga tahu bahwa BMW sangat mahal. Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah berusaha mendapatkan mobil tersebut dengan memenangkan kontes. Saya turut serta dalam dua kontes yang hadiah utamanya adalah BMW Z3. Saya tahu saya akan menang - saya ditakdirkan untuk memiliki mobil ini. Namun saya tidak menang. begitulah sifat hukum peluang. tiba waktunya untuk menetapkan masa depan saya.
Jadi saya memutuskan untuk membeli saja mobil tersebut, dan saya akan membayarnya dengan uang tunai. saya baru saja menulis sebuah buku tentang cara menciptakan mukjizat, buku dengan judul spiritual marketing, dan saya pikir saya akan membuktikan pada diri sendiri bahwa saya dapat menciptakan sebuah Z3. Jadi, saya menggunakan metode lima langkah milik saya untuk mobil paling seksi dalam mimpi terindah saya.
saya mulai dengan mengukuhkan niat untuk mendapatkan mobil tersebut. Oprah pernah berkata bahwa "Niat mengendalikna dunia." saya tahu bahwa Oprah benar. Plat mobil saya mengataka, "saya adalah kekuatan niat." Begitu menyatakan bahwa sesuatu akan menjadi seperti yang anda kehendaki, Anda mengirim sinyal kealam semesta yang akan menggerakan sesuatu itu ke anda, dan menggerakan anda kesesuatu tersebut (Law of Attraction). Inilah keajaiban sejati. Saya menamakannya salah satu langkah paling dahsyat dalam proses pemasaran spiritual. dari langkah ini, mukjizat dapat terjadi.
Setelah memantapkan niat untuk mendapatkan mobil tersebut, saya mulai bertindak berdasarkan firasat yang saya rasakan dan peluang yang menghampiri. Suatu hari terpikir oleh saya untuk menyelenggarakan seminar membahas buku baru saya. saya akan menyewa ruangan dihotel, mengirim surat penawaran, dan mengundang semua orang yang saya kenal didaftar on-line serta off-line saya. saya dapat meraup untung besar dalam satu akhir pekan. Namun, kemudian terpikir oleh saya bahwa saya tidak suka memasarkan seminar, bahwa saya tidak tahu apakah ide ini akan laku, bahwa biaya pos dan cetak untuk mempromosikan seminar ini akan sangat besar, dan lagi pula saya tidak terlalu suka berbicara didepan umum.
Lalu, terjadilah perubahan: saya mulai menimbang ide untuk menyelenggarakan seminar ini secara online. Saya akan mengumumkan penyelenggaraan e-class "Spiritual Marketing" ini pada daftar e-mail saya. Biaya nya nol. Bila tidak ada orang yang mendaftar, tak masalah. Namun, bila ada yang mendaftar, saya dapat mengajar seluruh kelas lewat e-mail. Setiap minggu saya akan mengirim pelajaran dan memberi tugas. Para peserta akan mengerjakannya dan mengirimkannya kembali via e-mail. Lalu, saya akan mengomentari pekerjaan rumah mereka. Semannya akan baik dan apik, mudah dan nyaman. terdengar bagus untuk saya.
Saya memutuskan memberi pelajaran untuk lima minggu karena buku spiritual marketing terdiri dari lima bab. Saya akan mengirimkan via e-mail satu bab perminggu. saya akan membri tugas tambahan pada setiap peserta sehingga kursus saya semakin dapat diterima.
Lalu terpikir oleh saya, "Berapa biaya yang harus saya tetapkan?" saya menghabiskan waktu lama untuk memikirkan jawabannya. kebanyakan orang memberikan pelajaram e-class secara cuma-cuma, itupun kalau mereka bisa dibilang mengajar. Beberapa orang mematok harga rendah. Namun saya menginginkan BMW Z3. Mobil ini berharga $30,000 hingga $40,000 Ampun!
Saya menginginkan 15 orang dalam kelas saya. Ini angka yang saya peroleh secara acak. saya membayangkan bila 15 orang mengerjakan pekerjaan rumah mereka selama lima minggu, saya akan sibuk memeriksa pekerjaan mereka. Jadi seperti semua hal lain sehubungan dengan rencana penyelenggaraan e-class ini, saya hanya berkhayal soal besar kelas. Lalu, saya membagi angka 15 dengan jumlah uang yang saya perlukan untuk mendapatkan Z3. Jika setiap orang dari 15 orang ini membayar $2,000 per orang tampaknyaagak terlalu tinggi. Jadi saya menetapkan biaya sebesar $1,500 per orang.
Lalu, saya menawarkan penawaran/undangan kedaftar e-mail saya untuk pendaftaran keikutsertaan dalam kelas saya ini. Ketika itu ada 800 nama di daftar saya sekarang. Meskipnun begitu ada 16 orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas saya. Benar-benar uang gampang!
Kelasnya pun mudah untuk dijalankan. Para peserta menyukai pelajaran, tugas yang saya berikan, dan masukan saya. Hanya satu orang yang mengundurkan diri karena merasa tidak cocok. Jadi akhirnya pesertanya 15 orang. Saya berhasil mendapatkan $22,500 melalui e-mail. Saya puas
Namun saya tidak berhenti disini. Beberapa minggu kemudian, saya kembali mengumumkan penyelenggaraan e-class, kali ini tentang cara menulis, menerbitkan, dan mempromosikan e-book. Saya mengulangi cara yang sudah berhasil: saya mengirim undangan ke daftar e-mail saya, menargetkan 15 orang. dan menagih biaya sebesar $1,500 perorang untuk kursus lima minggu. Saya mendapatkan 12 orang yang membayar dan mendapatkan 12 orang yang membayar dan mendapatkan $18,000. Saya benar-benar suka!
Saat itu, saya mempertimbangkan untuk menulis lanjutan e-book laris saya, Hypnotic Writing. Namun, saya tidak mau menulis lalu berharap karya saya akan laku terjual. Saya ingin dibayar untuk menulisnya. Jadi saya kembali menyelenggarakan e-class. kelas ini saya namakan "Advanced Hypnotic Writing." Kelas ini berlangsung selama, bukan lima minggu, karena kali ini saya ingin sedikit bersantai. ( Saya menjadi agak malas.) saya tetap menagih sebesar $1,500, mereke semua berkata mereka kira kelas ini gratis! Saya terpana. Sata membaca ulang undangan yang saya kirim. Jelas tertulis bahwa ada biaya besar.Mungkin orang-orang ini hanya membaca sekilas undangannya, bangkit gairahnya, dan langsung mengirimkan e-mail untuk mendaftarkan diri. Atau mungkin mereka salah membaca kata "fee"(biaya) menjadi "Free"(gratis). Coba pikirkan.
Namun, itu bukan satu-satunya keanehan yang terjadi pada kelas ini: saya mengalami kesulitan untuk mengisi kelas ini dari e-list saya sendiri. jadi saya, meminta seeorang yang mempunyai daftar e-mail besar mempromosikan kelas saya pada daftar pemiliknya. ia setuju- dengan imbalan 50 persen dari pemasukan. Aduh ! itu jumlah yang besar, tapi saya ingin dibayar untuk menulis lanjutan dari Hypnotic Writting, dan bagaimanapun saya akan menerima bayaran yang lumayan. jadi,saya setuju.
ada 20 orang yang mendaftarkan diri. Dan yang mengherankan adalah tak satu pun-tak satupun- dari mereka mengerjakan tugas yang saya berikan. Jadi, saya menerima uang (paling tidak separuhnya: $15,000), saya dibayar untuk menulis e-book Advanced Hypnotic Writing, tanpa perlu memeriksa atau memberi nilai untuk PR. Bisnis yang lumayan!
lalu, saya kembali mengumumkan penyelenggaraan e-class. Saya meginginkan sebuah estat luas di pinggir kota dan memerlukan lebih banyak uang sesegera mungkin. kelas baru ini membahas formula baru saya mengenai pemasaran kepemilikan, berjudul "Guaranted Outcome Marketing". Biaya kursus e-class lima minggu ini saya naikkan untuk menunjukkan nilainya. Saya menetapkan harga sebesar $2,500 perorang. Karena saya biasanya (saat itu) menetapkan harga sebesar $ 25,000 untuk membuat strategi Guaranted Outcome Marketing. harga $2,500 untuk mengajarkan cara melakukannya saya rasa sangat pantas.
Saya mengurangi jumlah peserta kelas agar dapat memberikan perhatian khusus pada setiap murid. Saya mempromosikan kelas ini hanya pada daftar e-mail saya. saya mendapatkan lima murid, yang berarti saya mendapatkan $12,500. Lumayan untuk kerja sebulan.
Dan saya mampu membeli estat pinggir kota tersebut. Artikel ini saya tulis di estat tersebut. Andapun dapat melakukannya. Sejak itu, saya mengajar beberapa orang untuk menyelenggarakan e-class sendiri. Yanik siler, Paul Lemberg, John Harricharan, Tom pauley, Blair Warren, jillian Coleman-daftarnya panjang. mereka semua berhasil medaparkan sekurangnya $10,000 dari e-class pertama mereka. Tom Pauley, terakhir saya dengar, mendapatkan lebih dari $112,000 dari mengajar e-class.
Pelajaran yang dapat dipetik ada beberapa:
- Niat adalah segalanya. Anda dapat menuruti nasib yang menimpa anda, atau anda dapat menentukan arah dan nasib yang anda inginkan. Hal itu dimulai dengan sebuah keputusan. Apa yang anda inginkan? Tetapkan. Pilih. Nyatakan.
- Jangan ikut-ikutan. Hanya karena orang lain menjual jasa mereka dengan murah tidak berarti anda harus ikut-ikutan. hormati diri anda. Berapa nilai anda?
- Targetkan sesuatu selain uang. keinginan mendapatkan Z3 membuat saya memeras otak untuk menemukan cara baru guna mendaptkan uang yang saya perlukan untuk membeli mobil tersebut. Jika keinginan saya sekedar mendapatkan uang, saya mungkin tidak terlalu ngotot menggagas atau menetapkan harga. Apa hal yang benar-benar anda inginkan?
- Anda pun dapat melakukannya. Cari sesuatu yang anda tahu orang lain bersedia membayar untuk mengetahuinya. Lalu, buat pengetahuan anda tersebut menjadi e-class, lengkap dengan pelajaran dan tugas. Usai kursus, anda mungkin dapat merangkum materi pelajarannya dalam sebuah buku, atau rekaman kaset, atau... berpikir besar! Apa yang dapat anda ajarkan bila anda tidak takut?
- Jurusnya tidak terpisah dari materi. Berhubung saya berfokus pada uang dalam artikel ini, Anda akan dengan mudah menganggap fokus saya hanya pada dolar. Tidak begitu. Saya menggunakan prinsip spiritual- sebagaimana saya tegaskan dalam buku Spiritual Marketing (kini berjudul The Attractor Factor) - untuk menghasilkan kekayaan. Begitu menyadari bahwa jiwa dan materi adalah dua sisi dari uang logam yang sama, Anda bebas memperoleh kebehagiaan dan uang. Sebagaimana tertera pada lembar dolar dalam saku Anda, "Pada Tuhan kita percaya." Apakah anda percaya?
Note : Dr. Joe Vitale adalah pemasar hipnosis pertama dunia dan seorang pelopor pemasaran internet. Ia adalah presiden Hypnotic Marketing Inc. dan penulis dari banyak buku yang terlalu banyak untuk dicantumkan disini, antara lain The Attractor Factor, buku terlaris Spiritual Marketing, e-book terlaris Hypnotic Writing, dan program audio Nightingale-Conant terlaris, "The power of Outrageous Marketing". Buku terkininya adalah buku laris The Greatest Money Making Secret in History. anda bisa mengenal Joe Vitale lebih jauh di www.Mrfire.com
Khrisna Murti.
(Indonesia)
Sekarang mari bersama-sama kita belajar bagaimana cara Khrisna Murti,salah seorang motivator dan praktisi Nlp indonesia mencapai jumlah
Tabungan
dengan saldo awal
Rp. 10.000,-
menjadi
Rp. 1.310.720.000,-
dalam jangka waktu sekitar 2 tahun lebih.
“Anything is POSSIBLE if You Really Want to”
“Yakini saja bahwa Anda bisa capai dan nikmati prosesnya, Anda akan belajar banyak dari latihan ini” demikian pesan guru saya yakni Bp. Wiwoho Guru NLP pertama saya sekitar 4.5 tahun lalu saat saya baru mulai menjajaki langkah menjadi Trainer atau Motivator. Dalam mindset saya, jika saya respect (baca: kagum) dengan seorang guru, maka akan saya kerjakan apa saja yang saya pelajari dari guru saya tanpa bertanya. Biarlah hasil yang akan berbicara. Sejak kecil saya selalu ingin menjadi murid kesayangan guru-guru saya. Sehingga saya selalu ingin membuktikan bahwa apa yang diajarkan oleh guru saya tidaklah sia-sia, bahkan sangatlah bermanfaat untuk diri saya dan orang banyak. Dan sekarang saya bagikan pengalaman tersebut di portal ini: www.PortalNLP.com (sumber tulisan ini)
Bagaimana saya memahami sesuatu, jika belum saya lakukan dan buktikan, demikian prinsip saya. Dalam benak saya tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah belajar. Kalau belajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Saat itu juga saya ambil keputusan dalam hati untuk menerapkan teknik ini, toh nggak ada ruginya. Pasti untung malahan! Paling tidak bisa mencapai jumlah uang ratusan juta, jika belum berhasil mencapai milyarder he..he..
Esok harinya, saya langsung buka rekening baru khusus untuk menjalankan program ini, saat ditanya oleh Mbak Ani marketing BCA Johar Baru mengapa saya buka rekening baru padahal saya sudah ada beberapa rekening, saya menjawab saya sedang latihan menabung untuk menjadi milyarder. Rupanya dia mengamati dan dia bingung lihat pola tabungan saya yang unik yakni dimulai uang tabungan minimum Rp. 500.000,- sebagai syarat membuka rekening baru dan setoran awal Rp. 10.000,- saja yang hanya bisa dilakukan melalui transfer di mesin ATM. Dia berpesan: “Pak Krishna, uang administrasinya setiap bulan Rp. 5.000,- lho pak, apa nggak nanti uang bapak makin berkurang setiap bulannya kalo setorannya kecil-kecil” Saya hanya menjawab dengan senyuman saja…
Ide menabung untuk menjadi Milyarder ini sungguhlah sangat sederhana yakni menggandakan jumlah tabungan Anda di bulan berikutnya. Saya gunakan saja istilah yang sederhana yakni GO DOUBLE. Cara kerjanya sederhana, contoh: bulan ini Anda menabung yang ke 6 yakni Rp. 320.000,- maka akumulasi jumlah tabungan Anda adalah Rp. 630.000,- maka otak Anda akan berpikir demikian: “Jika aku bisa dan memang pernah mencapai jumlah tabungan Rp. 630.000,- maka akupun bisa mencapai jumlah Rp. 640.000,- karena hanya menambah Rp. 10.000,-” Maka Andapun akan berusaha mencapainya karena jumlah tersebut sangat memungkinkan untuk dicapai. Begitulah seterusnya terjadi demikian. Lihat contoh dibawah ini.
Bulan ke - Tabungan - Akumulasi Tabungan
1. Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
Saya memulai program ini dengan jumlah awal Rp. 10.000,- Anda bisa memulai dengan jumlah uang berapapun sesuai dengan keyakinan Anda. Lalu saya lanjutkan pada bulan berikutnya dengan menambah jumlah tabungan saya dua kali lipat dari sebelumnya yakni sbb:
2. Rp. 20.000,- Rp. 30.000,-
3. Rp. 40.000,- Rp. 70.000,-
Nah, saat-saat awal ini sungguh kesabaran kita diuji untuk menunggu bulan berikutnya karena kita merasa sangat mudah sekali mencapai jumlah tabungan ini. Banyak teman seangkatan saya atau teman-teman lain yang ikutan bersama-sama menjalankan program ini bertanya, boleh nggak kita langsung ke langkah 9 atau 10, bahkan langsung ke 12 misalnya. “Toh, saat ini uang tabungan saya adalah Rp. 10 jutaan tuh”, jadi saya mulai saja dari angka tersebut dan melanjutkannya. Saya hanya bilang: “Wah, saya juga nggak tahu. Saya hanya nurut saja pesan Pak Wiwoho untuk mulai dari jumlah awal yang memang sangat kecil dan melangkah perlahan-lahan terus merangkak dan naik keatas”. Dan sayapun tetap setia untuk menabung sedikit demi sedikit, walau hati saya rasanya ingin cepat-cepat mencapai bulan berikutnya.
Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit.
4. Rp. 80.000,- Rp. 150.000,-
5. Rp. 160.000,- Rp. 310.000,-
6. Rp. 320.000,- Rp. 630.000,-
Sampai bulan ke 6 ini, jumlah real akumulasi tabungan saya lebih kecil dari jumlah diatas karena dipotong biaya administrasi bank setiap bulannya. Namun saya tetap sabar untuk mengikuti aturan permainan menjadi Milyader ini dengan menyetor jumlah yang telah ditetapkan pada tanggal yang sama setiap bulannya.
7. Rp. 640.000,- Rp. 1.270.000,-
8. Rp. 1.280.000,- Rp. 2.550.000,-
9. Rp. 2.560.000,- Rp. 5.110.000,-
10. Rp. 5.120.000,- Rp. 10.230.000,-
Permainan mulai seru, saya harus benar-benar mengetatkan uang pengeluaran saya agar setiap bulan dapat menyetor dengan baik jumlah uang yang telah saya sepakati. Pengalaman saya disini adalah makin hati-hatinya saya membelanjakan uang untuk hal-hal yang belum terlalu penting atau tidak penting dan tidak mendesak.
11. Rp. 10.240.000,- Rp. 20.470.000,-
12. Rp. 20.480.000,- Rp. 40.950.000,-
Nah, untuk mengumpulkan uang setoran tabungan sejumlah Rp. 20 jutaan, saya benar-benar memonitor jumlah uang saya setiap harinya. Saya mengatur dengan ketat uang masuk dan uang keluar, akhirnya saya berhasil mengumpulkan jumlah uang ini dan saya setorkan sejumlah yang telah direncanakan pada tanggal yang telah ditentukan yakni tanggal setoran yang sama dengan bulan sebelum ini.
Ilmu orang dulu sangat berguna: “Jangan lebih besar pasak dari pada tiang”
Namun untuk bulan selanjutnya? Oh..oh..mulai makin besar. Namun otak kita sangatlah mudah diajak kompromi he..he.. Otak saya berkata: “Jika saya sekarang mampu mengumpulkan uang sejumlah Rp. 40.950.000,- maka saya hanya perlu mengulanginya saja untuk mencapai jumlah tersebut dan ditambah Rp. 10.000,- Betul sekali, bukan?
13. Rp. 40.960.000,- Rp. 81.910.000,-
14. Rp. 81.920.000,- Rp. 163.910.000,-
Uh, setoran ke 14 ini saya perlu waktu 2 bulan untuk mengumpulkan jumlah tersebut. Namun, pengalaman berharga yang saya alami adalah meningkatnya rasa dalam diri saya bahwa jumlah uang tersebut sangat mungkin dicapai. Agak berbeda dengan teknik yang saya pelajari sebelumnya yakni teknik Self Hypnosis yang tidak pernah saya capai, walau jumlah angka yang ingin saya capai sudah saya tanamkan atau internalisasi kedalam pikiran bawah sadar saya (subconcious). Teknik NLP GO DOUBLE ini lebih pas untuk saya karena selain meningkatkan jumlah uang yang terkumpul secara bertahap, juga sekaligus meningkatkan rasa dalam diri saya bahwa menjadi milyarder adalah mungkin sekali mencapainya.
15. Rp. 163.840.000,- Rp. 327.670.000,-
He..he.. setoran ke 15 ini akhirnya tercapai juga, walau mengumpulkan uangnya perlu 3 bulanan. Agak ngos-ngosan tapi rasa seru dan rasa gelora ingin mewujudkan jumlah Rp. 1 Milyar sangatlah dan makin kuat saja, sehingga dorongan rasa inilah yang akhirnya membuat jumlah tersebut tercapai.
16. Rp. 327.680.000,- Rp. 655.350.000,-
Nah, semakin besar jumlah uang yang ingin saya kumpulkan membuat saya semakin kreatif dalam mengumpulkan uang. Ada saja ide yang muncul untuk mengumpulkan uang. Saya sangat berterima kasih pada Pak Wiwoho karena ide menabung menjadi Milyader ini membuat saya menjadi sangat kreatif. Uang yang saya kumpulkan tidak hanya dari penghasilan sebagai pembicara atau trainer. Oh ya, setoran ke 16 ini saya kumpulkan dalam waktu kurang lebih 4 bulan, ya cukup lama dan stres he..he.
17. Rp. 655.360.000,- Rp. 1.310.710.000,-
Anda pasti bisa rasakan gelora dalam diri saya saat selangkah lagi menjadi Milyarder, luar biasa besarnya gelora tersebut. Sungguh tidak ada kata menyerah untuk mencapainya. Buat saya, yang paling penting adalah membuktikan bahwa cara atau metode ini benar dan akhirnya bisa berguna untuk orang banyak. Saya semakin seru mengumpulkan uang, benar-benar saya menjadi Magnet Uang. Apapun yang saya kerjakan akan jadi uang dan saya kumpulkan ke pundi-pundi khusus agar benar-benar mencapai jumlah Rp. 655.360.000,-
Saya tidaklah tertarik untuk menjadi kaya raya, karena hidup saya sangat sederhana. Sampai saat inipun baju yang saya miliki hanya 7 lembar, kalau saya dapat atau beli baju baru maka baju yang ada akan saya berikan kepada orang lain. Namun, gelora dalam diri saya untuk mencapai dan membuktikan cara atau metode ini yang sungguh sangat kuat. Saya ingin menginspirasi orang banyak bahwa berhemat, hidup prihatin lalu menabung adalah kunci menjadi kaya batin dan lahir.
Dengan segala upaya kreatif dan positip, akhirnya setoran ke 17 inipun tercapai dalam waktu sekitar 5-6 bulan. Jadi total waktu saya mencapai jumlah tabungan Rp. 1 milyar sekitar 2 tahun lebih, lebih lama dari program awal yakni 18 bulan. Namun, waktu bukanlah ukuran yang penting. Yang terpenting adalah RASA dalam diri saya bahwa hal ini mungkin sekali untuk diwujudkan. Anything is POSSIBLE if you really want to.
Rasa vibrasi positip dalam diri terus meningkat, maka gelora usaha untuk berkaryapun meningkat. Saat karya meningkat, maka hasilpun akan mengikuti. Begitu selanjutnya dan siklus ini akan semakin besar dan semakin besar. Lalu, siap untuk langkah selanjutnya yakni ke 18.
18. Rp. 1.310.720.000,- Rp. 2.621.430.000,-
Bagaimana hasilnya? Anda haruslah mencobanya dan rasakan sendiri, sungguh luar biasa seru deh!
Begitulah pengalaman saya dalam menerapkan apa yang Pak Wiwoho ajarkan kepada kami para muidnya yakni cara cepat yang sudah teruji untuk menjadi Milyarder. Sederhana, cepat dan teruji. Thanks Pak Wiwoho!
Mindset kaya raya buat saya adalah “The more money I have, the more money I have to give”
Penutup, tetaplah ingat pesan orang tua kita jaman dulu:
“Jangan belanjakan uang yang belum berada di tangan”
“Jangan belanjakan uang yang bisa ditabung”
“Jangan tabung uang yang harus dibelanjakan”
Krishnamurti
NB:
Workshop GO DOUBLE ini akan saya sharing-kan keliling Indonesia saat saya ada jadual pelatihan di kota-kota Anda, mohon kirimkan data Anda (Nama & Kota) via email ke: krishnamurti@indo.net.id atau SMS ke 0816 1815 333 jika Anda berminat hadir di workshop NLP ini dan saya akan inform ke Anda jika kelas tersebut jadi diadakan di kota dimana Anda berdomisili.
Misi kami akan membuat Kelompok Menabung yang terus saling monitor, membantu dan menyemangati satu sama lain di seluruh Indonesia dengan menggunakan metode NLP yang sudah teruji ini, agar paling tidak kita bisa berkontribusi positip pada bangsa kita dengan berbuat sesuatu yang berguna untuk sekitar kita.
Menjadi Milyarder adalah hal yang pasti, jika kita memiliki keyakinan yang selaras dengan hukum Alam bahwa BERBAGI adalah kuncinya, artikel ini terkait dengan artikel berikutnya yakni: TIP PRAKTIS NLP #14: BERBAGI “KUNCI PASTI MENINGKATKAN MOTIVASI KAYA RAYA” dan jalankan beriringan agar selaras dengan misi hidup Anda.
1. Dari salon kecil, Tien Santoso berhasil membangun bisnis jasa merias pengantin dengan omset Rp. 65 juta per bulan ( tahun 1995 ). Tien mengawali bisnis ini tahun 1974. Pilihan ini timbul karena merias wajah sudah menjadi hobi Tien sejak remaja. Tien Santoso adalah pemilik PT Sanggar Busana Indonesia
( Swa, 09/XI/Desember/1995 ).
2. Hariono, pengusaha sukses dalam bisnis pijat, namanya Bersih Sehat, meraih ISO 9002 ( tahun 2000 ). Hariono mengatakan, “ Kalau mau bisnis ya mulailah dari yang paling digemari dan diketahui.” Dia memang suka dipijat apalagi ketika badan terasa letih. Baginya dipijat adalah kebiasaan dan kebutuhan sejak muda
( Republika, 3/10/01 ).
3. Setelah bertahun-tahun menekuni bidang elektronik, Hindarta Rusli berhasil menciptakan amplifier lokal, yang diakui Japan Industrial Standard. Jerih payahnya bertahun-tahun ternyata membuahkan hasil yang menggembirakan. Perkenalan Hindarta dengan dunia elektronik dimulai ketika masih duduk di bangku SMP ( tahun 1970 ). Setelah lulus SMP ( tahun 1973 ), ia melanjutkan studi ke STM jurusan elektronik. Kecintaannya pada bidang ini terus bertambah, bahkan sambil menuntut ilmu, ia bekerja di Wisma Jaya sebagai guru radio
( Majalah Swa, 12/XII/22 Agustus – 11 September, 1995 ).
4. Mary telah bekerja sebagai manajer Properti selama 12 tahun. Kemudian dia memulai usaha sendiri. Hobi dia membaca, dia mendirikan usaha toko buku. Dia sukses dengan toko bukunya ( Minding Your Own Business, 2001).
5. Pencetak dan penerbit pertama di Inggris adalah William Caxton. Ia orang kaya yang tertarik ke dunia percetakan karena cintanya pada buku ( Michael Pollard, 1993 ).
6. Hartati Nur Fatah sukses di usaha furniture. Hobinya mengoleksi mebel antik
( Burhanudin Abe, 2000 ).
7. Teddy Kardin, kesukaannya adalah pisau. Ia menjadi produsen pisau yang dipakai di kalangan militer dan eksekutif ( Burhanudin Abe, 2000 ).
8. Wien Aditya Esteves, pemilik Bali Estevez dan Sanggar senam mengatakan,
“ Bisnisku yang ini berawal dari hobiku.” Ia berprinsip : pegang satu keahlian, dalam, dan cintai pekerjaan itu ( Burhanudin Abe, 2000 ).
9. Sulaeman, pengusaha sukses di penjualan pompa air yang melompat ke bisnis motor besar. Ia mengatakan bahwa selain menguntungkan, bisnis motor besar sangat menyenangkan, sekalian berbisnis ia dapat menyalurkan hobi motornya
( Burhanudin Abe, 2000 ).
10. Nyaris semua komikus yang kondang selalu mengawali kariernya dari hobi. Fujimoto Hiroshi dan Abiko Motoo, creator komik Jepang Doraemon dan Ninja Hattori, sudah gila komik sejak SD. Demikian juga komikus Dyotami Febriani, Wahyu Aditya, Pepeng mengawali karier di perkomikan karena berawal dari suka, kemudian menjadi hobi, terus jadi profesi ( Kompas, 3/10/02 ).
11. Peggy Damayanti, pengrajin origami ( seni melipat kertas yang berasal dari Jepang ) memperoleh keahliannya karena ia tekun membolak-balik buku berbahasa Jepang. Seringkali buku itu memaparkan urutan secara rinci, tetapi dengan memberi penjelasan secara tertulis. Dia terpaksa mencoba-coba saja, dan itu bisa bongkar pasang sampai dua minggu sebelum mendapatkan hasil yang diinginkan. Hanya karena Peggy senang melakukannya, dia tidak menjadi frustasi. Kunci semua ini memang kesenangan. Usaha Peggy sudah mulai tumbuh, para pembelinya 80% orang-orang Jepang ( Kompas, 12/8/01 ).
12. Heroe Soepandi, bergerak di bidang usaha arung jeram. Hobinya sebagai pencinta alam saat masih menjadi mahasiswa Universitas Tri Sakti.
Omset usahanya ( maret 2003 ) sebesar Rp. 100 juta sampai Rp. 125 juta ( Republika, 12/3/03).
13. Ir. Untung Rahardjo bertutur tentang awal menekuni bisnis perangko. Mulanya ia berbisnis perangko untuk membiayai kuliah setelah orang tuanya mengalami pailit. Pria berusia 57 tahun ini mengkhususkan diri pada koleksi perangko yang telah dicap. Untung juga yang menjadi penyusun Katalog Perangko Indonesia 2001 dan pernah mendapatkan medali international untuk koleksi stempel serta cap-cap kota itu mengatakan, bisnis perangko cukup prospektif. Buktinya, ia dapat selesai kuliah dengan biaya dari berjualan perangko. Koleksi perangkonya kini telah mencapai 300 album. Ia pernah menjual perangkonya seharga Rp. 30 juta, yakni perangko Pos Militer Daerah Surakarta berangka tahun 1949. Saat ini perangko tersebut termasuk banyak diburu karena semakin langka.
14. “ Bagi saya, kucing ini bagaikan teman yang sulit dipisahkan.” Ungkap M. Tatty S. Koesman, peternak kucing Persia, di Bandung. Tidak kurang dari 20 ekor kucing, yang sekarang sedang diternak. Kalau dihitung dari awal beternak kucing, maka tidak kurang 100 ekor lebih kucing telah dipelihara, dan kini sebagian telah terjual. Rata-rata kucingnya dijual berkisar antara Rp. 500.000.00 sampai
Rp. 1.000.000.00. “ meskipun saya hobi kucing, namun saya tetap melihat peluang bisnisnya. Saya tidak melulu menggeluti hobi, tetapi juga bagaimana agar hobi ini bisa menguntungkan. Alhamdulillah, kalau dipadukan antara hobi dan bisnis, cukup menjanjikan,” kata Tatty.
15. I Nyoman Seniweca ST merupakan salah satu figure pengusaha yang berhasil di mana usaha yang digelutinya, yakni penyewaan mobil bermula dari kecintaannya terhadap dunia otomotif. “ Saya ingin menyalurkan hobi di bidang otomotif.”
16. Pugiarto Haryanto, sukses di bidang dekorasi, telah disinggung di bagian 1 dari buku ini, hobinya mendekorasi ruangan sejak SMA ( SMU ), Suara Merdeka, 6/4/2003).
17. Sukyatno Nugroho ( Es Teler 77, Mie Tek-Tek, dan Pasti Enak ) yang sudah dijelaskan di bagian 1 buku ini, pernah bangkrut sampai habis-habisan. Tepatnya ini terjadi tahun 1978. Sukyatno terpuruk hutang. Hutangnya dibanding kekayaaan yang dipunyai ketika itu adalah 10:1. Jadi debt service ratio-nya sudah mencapai 1000% di situlah hobi masak Yenny berperan sebagai penyelamat! ( Pinus, 2001 ).
Majalah TIARA 208, Agustus 1998, di Rubrik Fenomena, memberikan banyak contoh tentang orang-orang yang sukses berwirausaha dari hobi, sebagai berikut :
18. Bill Gates, pendiri Microsoft, orang terkaya di dunia, juga memulai bisnisnya karena hobi computer.
19. Hanita Gunadi, Toko Kue, Roti dan Jasa Boga Irma. Sejak Remaja Anita hobi membuat kue dan sering membantu ibunya membuat dan menjual kue untuk menunjang keuangan keluarga. Dimulai dari sebuah pavilion sewaan ukuran 3 x 10 meter, ia membisniskan hobinya. Sembilan tahun kemudian, ibu delapan anak ini, membuka cabang usahanya yang pertama di Jalan Kemanggisan Raya Utama no. 9D, Jakarta. Tiga tahun setelah itu, 1991, ia mampu membeli pavilion yang disewanya, berikut rumah induknya dan membangunnya menjadi kantor pusat hingga sekarang. Cabang usaha berikutnya didirikan tahun 1992 dan menjadi cabang utama, di Jl. Pesanggrahan Raya 35 E, Kebon Jeruk, Jakarta barat. Di cabang ini, selain menjual kue, juga ada dapur produksi dan menyediakan hidangan tradisional seperti lotek Bandung, taoge goreng, dan lain-lain. Hingga kini, Irma telah memproduksi lebih dari 120 macam kue dan mampu menyerap 1.000 tenaga kerja.
20. Astuti, yang sudah dijelaskan di bagian 1 buku ini, mempunyai usaha bernama
“ Ekharia Catering Service.” Berangkat dari kegemarannya memasak, ia memulai usahanya di bidang jasa boga dengan melayani pesanan dari rumah ke rumah. Pesanan demi pesanan terus mengalir, dari perkantoran, pabrik, berbagai pesta dan lain-lain. Bahkan, ia pernah dipercaya menangani acara kenduri nasional dalam rangka peringatan 50 Tahun kemerdekaan RI.
21. Watty Syamsayuni, Soguri Nursery, sejak kecil Watty hobi membuat bunga dari ketas dan buku, kerajinan rotan, benang wol, dan sebagainya. Karena ingin menyalurkan hobinya menjadi usaha produktif, ia lantas bergabung dengan iparnya di bawah bendera Soguri Nursery – Sokoguru Asri ( Nursery Bonsai Landscaping Specialist ).
22. Fauzia Fatma Soenarko, Fiska Catering. Sejak muda senang memasak dan mengatur rumah, akhirnya ia membuka usaha catering. “ Untuk mengembangkan bakat dan keahlian,” ujar pemilik Fiska Catering ini. Meski pernah mengenyam pendidikan sekretaris namun Poppy, begitu panggilan akrabnya, tanpa ragu memulai usaha catering dengan modal awal sangat kecil sekali, karena waktu itu hanya melayani tetangga. Sekarang ia bisa memperoleh keuntungan hingga Rp. 3 juta untuk setiap pesanan, dan memiliki 25 karyawan tetap, di samping karyawan kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan. “ Tidak tertutup kemungkinan usaha saya nanti akan melebar ke bidang desain interior dan gardening,” katanya. Tak heran, sebab ia hobi juga menata rumah.
23. Damayanti. Coklat Gold Pralines. Gara-gara hobi sekali pada makanan terbuat dari coklat dan sering berkreasi untuk dimakan sendiri, akhirnya muncul ide untuk membisniskan hobinya itu. Apalagi beberapa teman dan tetangganya kerap minta dibuatkan. “ Ide itu muncul juga karena saya ingin jadi own boss.” Ujar mantan karyawati sebuah bank ini. Modalnya waktu itu bisa dibilang modal dengkul. Sebab, ia sudah memiliki sejumlah peralatan membuat kue dan hanya tinggal membeli tambahan cetakan kue saja. Sekarang, total omzet yang dimilikinya lebih kurang Rp. 100 juta. “ kalau mau sukses, kita harus terjun sendiri. Dari belanja bahan baku sampai mengaduk adonan, dan bahkan mungkin mengantarkannya sendiri ke pelanggan. Jangan mentang-mentang sudah jadi bos lantas tidak mau turun tangan lagi.,” katanya.
24. Mulyono, pengusaha sukses Bengkel Knalpot. Sudah sejak lama ia hobi otomotif. Gara-gara suka memperhatikan orang-orang di kampungnya yang kalau pulang kampung bisa bawa mobil dan rata-rata punya usaha bengkel, ia pun terobsesi untuk punya bengkel sendiri. Lantas ia belajar lebih jauh tentang dunia otomotif sampai akhirnya mengkhususkan diri di bidang knalpot. “ Awalnya saya agak ragu karena persoalan tempat, modal dan tenaga kerja. Tapi setelah saya mendapatkan teman yang mengerti betul soal knalpot, saya pun semakin yakin.” paparnya. Sekarang rata-rata ada 20 mobil yang mampir di bengkelnya dengan total omzet sekitar Rp. 60 – 80 juta per bulan ( tahun 1998 ).
25. Anita Roddick, berhobi mengumpulkan resep-resep kecantikan kuno, mendirikan usaha The Body Shop. Memiliki bisnis yang berkembang pesat dan beromzet jutaan pounsterling, tak pernah dibayangkan Anita Rodick, pendiri The Body Shop. Tapi justru dari hobi yang kemudian dikembangkannya menjadi bisnis,-itu pun dilakukan semata karena suaminya pergi berkelana sementara ia harus menghidupi anaka-anak. Kini jaringan tokonya berjumlah 1.500 buah di 47 negara.
26. Watty Syamsayuni, yang dijelaskan di depan, usahanya telah merambah ke bidang perawatan kecantikan dan jasa perkimpoian terutama paket pengantin Palembang yang menjadi andalannya. Selain itu, usahanya juga berkembang ke laundry dan sanggar tari yang latihannya dilakukan di TMII. Nampak bahwa Watty tetap mengembangkan usahanya yang masih terkait dengan hobinya., meskipun tidak terkait secara langsung.
27. Hobi Miralia Rajasa adalah mengamati detail dan pernik-pernik perabotan yang berasal dari Bali. Ia mendirikan kafe Balimang di Jakarta Selatan. Usahanya sukses. Ia mendisain kafe-nya dengan nuansa etnik bali ( Majalah Pilar, 21/TH. I/21 Oktober, 3/10/1998 ). Dalam hal ini Miralia Rajasa tetap memasukkan hobinya ke dalam usahanya, yakni dalam bentuk desain etnik Bali. Dengan demikian, barangkali ia tetap bisa merasa enjoy dengan usahanya karena ia tetap mampu mencurahkan aktivitas yang digemarinya.
28. Patrik F Martell mampu memadukan hobi, seni, dan bisnis. Martell yag sekaligus nama perusahaan itu, adalah perusahaan Cognac ternama di Perancis. Patrick mengaku menikmati pekerjaannya sebagai pimpinan sekaligus pemilik perusahaan tersebut dikarenakan ia bisa memadukan antara pekerjaan dengan hobi olah raganya-golf, ski,memancing. Gagasan-gagasannya cemerlang. Ini dikarenakan gagasan tersebut adalah hasil perpaduan antara pekerjaan dan hobinya tersebut. Martell menjadi sponsor tetap acara seni dan olah raga
( Majalah Swa, 09/XI/Desember/1995). Martell sengaja mengaitkan atau memadukan hobi dengan usahanya.
29. Hobi Husni Tamrin adalah mengunjungi pameran furniture. Ia pengusaha sukses produk hand made dari tembaga ( burhanudin Abe, 2000 ).
30. Hardi Wiyono, pengusaha sukses di bidang kerajinan akar wangi, di daerah Semin Gunung Kidul. Di pegunungan tersebut banyak tanaman Loro setu yang menghasilkan akar wangi. Dan memang tanaman ini hanya bisa tumbuh di daerah pegunungan. Awalnya ia hanya menjual akar wangi dalam bentuk ikatan plus bonggolnya. Selanjutnya ia lebih kreatif lalu membentuk akar wangi menjadi berbagai bentuk benda kerajinan. Hasil produksinya begitu disukai banyak orang
( Nova, no. 785/XVI, 16/3/2003 ).
Disini, Hardi mengaitkan hobinya yang naik pegunungan Semin dengan tanaman
loro setu yang memang hanya tumbuh di pegunungan, dimana tanaman itu
menghasilkan akar wangi.
31. Herry Maryanto, pengusaha kerajinan pasir putih pantai Krakal. Hobinya saat SMA mengambil pasir pantai, untuk main-main di rumah, kemudian di tempel di pot-pot rumah. Kegiatan semasa SMA itulah yang memberinya ide mengembangkan usaha tersebut ( Nova, No.785/XVI, 16/3/2003 ). Ide usaha Herry terinspirasi karena kesenangannya bermain-main dengan pasir pantai sewaktu masih SMA.
32. Sandy Krakowski yang telah disinggung di depan, berkisah bahwa ia tidak menyangka hobinya membuat roti ketika dia ubah menjadi suatu bentuk bisnis dan dengan bantuan internet untuk memasarkannya, maka dalam waktu 3 tahun, ia mampu meraup penjualan sebesar $ 25 juta! Dan apa yang ia pasarkan dan ia jual bukanlah rotinya itu sendiri melainkan berbagai resep untuk membuat roti, dan kursus-kursus membuat roti.
33. Agus Subagyo, tinggal di Sukoharjo, bekerja di bagian pelatihan di suatu perusahaan yang cukup besar di Jawa Tengah. Hobinya membaca. Tugasnya adalah membuat, memonitor, sebagai instruktur, dan mengevaluasi pelatihan. Dalam melaksanakan pelatihan, ia sering kali menggunakan LCD. Usaha sampingan dia yang cukup sukses saat ini adalah penyewaan LCD.
34. Ikhsan, tinggal di yogyakarta, hobi bermain sepakbola. Pekerjaaan : melatih sepak bola anak-anak sampai saat ini. Usaha : berdagang perlengkapan sepak bola khusus anak. Usaha berlanjut : distributor berbagai perlengkapan olah raga.
35. Parisianti Sambodo, pengrajin keramik yang cukup sukses, memiliki dua gerai di Town Square, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan, dan Tenda Semanggi. Setiap hari Parisianti ini disibukkan mengolah tanah liat, membentuk, melukisnya sesuai desain yang diinginkan, mewarnai, dan membakar tanah liat. Semua dilakukannya dengan hati yang riang, seperti layaknya orang melakukan hobi. Dia memang seorang arsitektur dan memang berminat di dunai seni ( Kompas, 2/02/2003 ). Ketertarikan bidang arsitektur yang bernilai seni itu, dikaitkan dengan nilai seni ke kerajinan keramik.
36. Betty Suryanto, seorang guru SMU di Solo, hobinya membaca. Ia sukses membangun usaha bimbingan tes. Kesukaannya membaca buku, “ ditularkan “ ke orang lain dengan berperan sebagai seorang guru dan mendirikan usaha bimbingan tes.
37.Jerry Yang & David Filo Mengubah Hobi Menjadi Yahoo.com
Yahoo! Bermula dari hobi dua orang mahasiswa yang berubah menjadi brand global yang telah merubah cara orang untuk berkomunikasi satu sama lain, mencari dan mendapatkan informasi dan membeli berbagai macam barang. Saat ini, Yahoo! Inc. telah menjadi pemimpin komunikasi global lewat internet, komersil dan perusahaan media yang telah menjadi brand jasa jaringan internet lebih dari 232 juta individu setiap bulannya di dunia maya. Dua anak muda itu bernama Jerry Yang dan David Filo. Bisa bayangkan berapa uang yang mengalir ke kocek mereka? Tapi bagaimana dua mahasiswa ini bisa melakukannya?,……….
Sebagai navigasi pertama secara online yang memandu dalam Web, www.yahoo.com adalah pemimpin pemandu dalam konteks lalulintas, periklanan, keperluan rumah tangga dan jangkauan pengguna bisnis. Yahoo! Adalah brand internet global pertama dan menjangkau pemirsa paling besar dalam dunia maya.
Dua pendiri dari Yahoo!, David Filo dan Jerry Yang, kandidat doctor bidang teknik elektro di Universitas Stanford, yang memulainya di trailer kampus pada bulan Februari 1994 sebagai jalan untuk tetap dalam ketertarikan pribadi mereka terhadap internet. Jauh sebelum mereka menghabiskan lebih banyak waktu dalam daftar jaringan favorit mereka dibanding dengan desertasi doctor mereka. Bagaimanapun juga daftar Jerry and David menjadi sangat panjang dan mereka mengklasifikasikan dalam bentuk kategori. Ketika kategori semakin panjang, mereka membuatnya menjadi subkategori… dan lahir konsep inti dibalik Yahoo!.
Web site dimulai sebagai “Jerry’s Guide to the World Wide Web” tetapi juga menerima moniker baru dengan bantuan kamus. Nama Yahoo! merupakan akronim untuk “Yet Another Hierarchical Officious Oracle,” tetapi Filo and Yang memilih nama yang mereka pilih karena mereka suka dengan definisi umum dari yahoo: “rude, unsophisticated, uncouth.” Yahoo! Sendiri pertama kali dibuat di workstation mahasiswa Yang, “Akebono,” ketika software dibuat di komputer Filo, “Konishiki” – keduanya nama pemain sumo yang melegenda.
Jerry dan David segera menemukan bahwa mereka tidak sendiri untuk menemukan web site yang sangat berguna. Jauh sebelum ratusan orang yang mengakses panduan mereka dari trailer di Stanford. Dengan dukungan kolega netter membuat usaha yang digulirkan semakin banyak peminat komunitas internet yang terlibat. Yahoo! Merayakan pertama kalinya jutaan klik per harinya pada tahun 1994, yaitu tak kurang dari 100 ribu macam pengunjung yang unik.
Berdasarkan tingkat lalulintas dan antusias penerimaan terhadap Yahoo! Telah diterima, para pendiri menyadari mereka mempunyai bisnis yang potensial di tangan mereka. Pada bulan Maret 1995, kerjasama bisnis dengan para pemilik lembaga modal ventura Silicon Valley. Mereka kemudian menjalin kerja sama dengan Sequoia Capital, perusahaan yang mempunyai reputasi dalam bidang investasi termasuk untuk Apple Komputer, Atari, Oracle dan Cisco Systems. Mereka setuju untuk mendanai Yahoo! Pada bulan April 1995 dengan investasi awal mendekati dua juta dolar.
Realisasi perusahaan baru mereka mempunyai pertumbuhan potensial yang cepat, Jerry dan David memulai untuk membuat tim manajemen. Mereka merekrut Tim Koogle, seorang veteran Motorola dan alumni dari jurusan teknik Stanford, sebagai chief executive officer dan Jeffrey Mallett, pendiri Novell’s Divisi konsumen WordPerfect, sebagai chief operating officer. Mereka berhasil menyelamatkan perputaran pendanaan yang kedua pada tahun 1995 dari investor Reuters Ltd. dan Softbank. Yahoo! Diluncurkan dalam go public dengan sangat sukses pada bulan April 1996 dengan jumlah total 49 karyawan.
Saat ini, Yahoo! Inc. telah menjadi pemimpin komunikasi global lewat internet, komersil dan perusahaan media yang telah menjadi brand jasa jaringan lebih dari 232 juta individu setiap bulannya di dunia maya. Sebagai navigasi pertama secara online yang memandu dalam Web, www.yahoo.com adalah pemimpin pemandu dalam konteks lalulintas, periklanan, keperluan rumah tangga dan jangkauan pengguna bisnis. Yahoo! Adalah brand internet global pertama dan menjangkau pemirsa paling besar dalam dunia maya. Perusahaan juga membangun bisnis online dan perusahaan jasa yang mendesain produktifitas dan web untuk klien-kilen Yahoo!’s. Jasa ini termasuk dalam Corporate Yahoo!, sebuah jasa kustomisasi solusi portal untuk perusahaan; audio dan video streaming; toko hosting dan manajemen; dan jasa serta perlengkapan Web site. Jaringan perusahaan Web global termasuk dalam 25 World properties. Dengan kantor pusat di Sunnyvale, California, Yahoo! Juga telah mempunyai kantor di Eropa, Asia, Amerika Latin, Australia, Kanada and Amerika Serikat.
Edy joenardi
(Indonesia)
Nama Edy Joenardi tidak hanya familier di kalangan pengusaha, tapi juga di lingkungan pelaku pasar modal. Sejak 2003 ia menginjakkan kaki di lantai bursa. Ia bermain saham melalui sejumlah broker, seperti Kim Eng Securities dan Nikko Securities. Kode booking-nya, i-Jun (baca: ai-jun), sudah sangat dihafal para pialang saham. Aksinya menjual saham Bumi Resources (Bumi) tahun 2008 dengan nilai yang menggemparkan membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Maklum, aksinya itu memberi kontribusi 90% dari total transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika awal krisis global mendera.
“Saya tidak bisa sebutkan berapa nilai penjualan saham Bumi milik saya tahun lalu. Yang pasti, sekarang dana likuid saya pribadi dan perusahaan milik saya mencapai Rp 12-12,6 triliun,” ujar Preskom PT Ejra Energy, PT Indonesia Equipment dan i-Capital International itu tanpa bermaksud menyombongkan diri. Padahal, ketika masuk ke pasar modal, ia hanya bermodalkan dana Rp 64 juta.
Capital gain yang diraih Edy dari penjualan saham Bumi terbilang dahsyat. Awalnya, ia membeli saham Bumi dengan harga Rp 400-an/lembar. Pada saat harganya menyentuh level Rp 6.000/lembar, ia pun menjualnya. Waktu itu ia membeli 2 juta lot atau sekitar 1 miliar saham. Maka, capital gain yang diraihnya pun mencapai Rp 5,6 triliun. Ketika saham Bumi jatuh, Edy membelinya lagi di harga Rp 700/lembar sebanyak 1 miliar saham juga. Lalu, menjualnya kembali di harga Rp 1.210/saham. “Kejadian seperti ini bisa berulang-ulang,” ia menandaskan.
Itu baru dari saham Bumi. Hal serupa juga ia dapat dari portofolio saham-saham lain, baik di bursa saham dalam negeri maupun luar negeri. Namun, “Dua tahun belakangan saya lebih banyak bermain di bursa saham negeri. Komposisinya, ia menambahkan, 60% dananya diinvestasikan di bursa saham dalam negeri dan 40% di luar negeri. “Saya juga bermain saham via Internet dengan bursa di luar negeri pada tengah malam,” pehobi basket itu mengungkapkan.
Bagaimana ia bisa membaca situasi pasar bahwa inilah saat yang pas melepas Bumi, padahal waktu itu banyak investor yang justru bersikap menahan diri dengan menyimpan (keep) saham migas itu?
Edy mengaku, sebelum pasar modal Amerika Serikat babak belur tahun lalu, ia berhasil menyelamatkan investasi sahamnya di BEI dari imbas krisis global itu. “Sebelum pasar jatuh, saya mendapat berita tentang market AS dari teman-teman pasar modal di AS, yang waktu itu belum berani diungkapkan oleh Bush atau pemerintah negara tersebut. Pada saat yang bersamaan, harga saham Bumi justru rebound di sini hingga Rp 8 ribuan harganya. Lalu saya jual semua,” tutur pria kelahiran Majalengka, 1969, itu dengan lega. Strategi Edy sungguh jitu. Betul saja, sebulan kemudian krisis di AS itu berdampak bagi Indonesia, khususnya BEI, sampai akhirnya saham Bumi di-suspend.
Selain mengandalkan luasnya jejaring hingga ke bursa luar negeri, Edy mengaku tidak rakus dalam bermain saham manakala trennya rebound. Artinya, ketika harga saham grafiknya menunjukkan kenaikan, ia tidak terlalu serakah menunggu capital gain lebih besar lagi. Yang penting, harga sudah naik di atas harga pembelian, maka cepat-cepatlah dilepas. Daripada menunggu persentase kenaikan lebih gede, tapi yang terjadi sebaliknya, harga-harga saham justru terjungkal.
Sumber: http://www.swa.co.id/swamajalah/port...?cid=1&id=8922
Case study (36)
billy Budiman
(Indonesia)
Billy "the amazing kid" Budiman
Perkenalan Billy (17) dengan saham dimulai pada usia yang begitu muda. Sepuluh tahun. Ayahnya yang ketika itu bekerja di Indofood kebagian saham gratis. Karena kesibukan kerja, ia menyerahkan sahamnya kepada Billy untuk dipantau.
Dengan gembira, Billy yang begitu aktif, menerimanya sebagai mainan baru. Naluri anak-anaknya begitu asyik mengamati pergerakan saham yang turun-naik. Dari situ ia melakukan simulasi beli-jual berdasar feeling.
Masih dalam usia 10 tahun, ia masuk pasar saham dan terjerembab. Ia kalah hingga 93%. Padahal pasar bullish atau naik hingga 100 persen. ”Mungkin kurang pemahaman,” katanya ketika ditemui di ITC BSD Serpong (3/8).
Februari 2004, ia mulai belajar menganalisa saham. Pada tahun 2005 ia mulai memetik hasil. Kerugian yang dideritanya mulai tertutupi. Keuntungan mulai diraupnya pada tahun 2006. Puncaknya pada tahun 2007 ketika semua orang kaya dari bursa saham panen, ia ikut mengecapnya.
Tetapi setahun kemudian bursa saham terpukul. Untungnya Billy pada pertengahan tahun itu rehat. Sehingga ketika pasar anjlok, ia tidak mengalaminya. ”Itu karena belajar analisa dari buku dan internet,” paparnya.
Belajar Sendiri
Proses pembelajaran yang dilakoni anak pertama dari pasangan Budiman Chandara dan Ellys tidaklah serumit bayangan orang. Dengan bantuan pamannya yang juga pelaku ekonomi, Billy mendalami bagaimana menganalisa saham.
Tapi dasar masih bocah, cara fundamental yang sarat angka-angka ogah didalaminya. Ia lebih memilih cara technical. ”Karena ada gambar dan garis-garis warna-warni,” ujarnya.
Dari situ kakak dari Sally Valentine (12) ini belajar sendiri. Puncaknya, ya itu tadi, ia mampu meraup keuntungan 2000% yang dimulainya dari tahun 2005. Suatu raihan yang menakjubkan. Apalagi untuk anak seusianya.
Meski begitu, sombong dan serakah jauh dari dirinya. Billy dengan ramah mau membagi pengetahuan yang didapat. “Aku mau jadi berkat bagi pelaku saham. Apalagi sebagian besar pernah merasakan crash tahun 2008. Modal mereka rata-rata ludes sampai 70%,” katanya mengenang masa pahit bursa saham di tanah air.
Pria kelahiran 8 Juni 1992 ini menjadi pembicara yang paling diburu pelaku bursa saham. Untuk menghadiri sesi yang menghadirkan dirinya, harus merogoh kocek minimal Rp1 Juta. Tapi harga itu tidak sebanding dengan pengetahuan yang diperoleh. Terutama dari sosok fenomena di dunia saham tanah air.
Tidak takut pengetahuannya disabot orang? Billy cepat-cepat menggeleng. “Berbagi merupakan refleksi dari nilai-nilai kristen,” ujar jemaat GBI KIA, Serpong ini.
Itu juga yang terpampang dalam facebooknya yang sarat komentar rohani. Siswa SMU Santa Ursula Serpong ini memang ngefans dengan Alkitab. Ia menuntaskan Kejadian- Wahyu pada usia 13 tahun.
Tidak heran kalau komentarnya begitu alkitabiah. ”Ketamakan, keserakahan atau kesombongan adalah nilai-nilai yang harus dijauhi. Kalau harga naik, jangan emosi dan pengen ambil untung terus,” katanya.
Billy selalu mengingatkan dirinya dan para pelaku saham untuk berjaga-jaga. Suatu peringatan yang dikutipnya dari Lukas 21:36.
Go Internasional
Ke depan, Billy menggenggam obsesi menjadi manajer investasi internasional. “Tapi sekarang aku mau belajar dulu,” katanya. Belajar yang dimaksud adalah memperkuat dasar ekonominya. Sejumlah perguruan tinggi sudah mengiming-imingi kursi bebas tes.
Tidak kalah penting dari itu adalah kerinduannya go international. Sisa tahun 2009 ini akan digunakannya untuk bersiap diri. Termasuk persiapan menulis di media ekonomi. “Nanti setiap Jumat aku juga akan kasih analisa saham di stasiun televisi swasta,” paparnya.
Perjalanan Billy masih panjang, ia mengaku dirinya masih memiliki banyak impian. Tapi semuanya itu dilakoninya dengan tenang. “Aku serahkan kepada Tuhan Yesus,” tandasnya mantap.
Billy's blog : http://supertechnicalanalysis.blogspot.com/
Lessons from :
Susi Pujiastuti
(Indonesia)
Susi Pujiastuti, Lulusan SMP Punya 22 Pesawat
Tak pelak PT Excelcomindo Pratama (Tbk), perusahaan telekomunikasi menganugerahinya sebagai The Best Indonesia Berprestasi 2009. Saat ini, wanita yang tidak tamat SMA itu memiliki dua perusahaan yaitu PT ASI Pujiastuti Marine Product dan maskapai carter Susi Air dengan 22 unit pesawat dengan ribuan karyawan.
Jalanan hidup wanita ini memang penuh liku-liku. Setelah memutuskan keluar saat SMA di Cilacap, Jawa Tengah pada 1983, Susi mulai menjalani pekerjaannya sebagai pengepul ikan dengan modal pas-pasan. Usahanya terus berkembang, setahun kemudian dia berhasil menguasai pasar Cilacap.
Tak puas hanya di satu daerah, Susi mulai melirik daerahPangandaran. Ternyata justru di wilayah selatan Jawa Barat inilah usaha ikannya makin maju pesat. Bila tadinya yang diperdagangkan hanya sebatas ikan dan udang, Susi mulai mulai menjual komoditas yang lebih berorientasi ekspor, yaitu lobster. Dia membawa dagangannya sendiri ke Jakarta untuk restoran-restoran dan diekspor.
Karena permintaan luar negeri sangat besar, untuk menyediakan stok lobster, Susi harus berkeliling Indonesia mencari sumber-sumber persediaan lobster. Masalah pun timbul, problem justru karena stok sangat banyak, tetapi transportasi yang sangat terbatas. Untuk mengirim dengan kapal terlalu lama, tetapi pesawat di daerah pedalaman sangat jarang.
Pada saat itulah timbul ide Susi untuk membeli sebuah pesawat. Hal ini juga didukung oleh suaminya Christian von Strombeck, seorang pilot pesawat carteran asal Jerman sekitar sepuluh tahun lalu.
Sebuah pesawat jenis Cessna, ternyata berhasil membantu meningkatkan produktifitas perdagangan ikannya. Dengan adanya transportasi yang mudah ini semakin meningkatkan daya jual nelayan di daerah.
"Nelayan bisa mendapatkan nilai tambah. Misalnya saja, lobster di Pulau Mentawai yang tadinya hanya dijual Rp 40 ribu per kilo, setelah itu bisa dinaikkan menjadi Rp 80 ribu per kilo, saat itu," kata Susi kepada PersdaNetwork.
Kebutuhan akan pesawat pun semakin meningkat seiring dengan ekspor yang terus bertambah. Nah, ternyata pesawat yang tadinya hanya untuk membawa barang dagangan ini pun kemudian disewakan kepada masyarakat yang ingin menumpang. "Tadinya beli satu, lalu beli lagi. Ternyata permintaan transportasi sangat besar, karenanya kita pun mengembangkan bisnis pesawat carter ini dan Susi Air," ujarnya.
Saat ini, Susi Air telah memiliki 22 armada pesawat kecil antara lain Cessna Grand, Avanti dan Porter yang dioperasikan oleh 80 orang pilot, 26 di antaranya adalah pilot asing. Cessna saat ini harganya Rp 20 miliar per unit, sedangkan Avanti empat kali lebih mahal.
Untuk Susi Air, saat ini telah beroperasi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Namun untuk mengembangkan bisnisnya itu, Susi bertekat untuk menambah armada hingga 40 unit. Paling tidak sedikitnya membutuhkan dana sebesar Rp 200 miliar.
"Yang penting kita harus meningkatkan layanan, agar pelanggan semakin suka pada kita," demikian katanya berfalsafah.
namun Sukses berkarir secara internasional
Namun, pada usia 14 tahun, Bundchen bertemu dengan seorang pemandu bakat saat berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan di Brazil.
Tawaran menggiurkan menjadi foto model membuat Bundchen rela meninggalkan bangku sekolah.
Pada 1996, Bundchen memulai debut di acara Fashion Week di New York. Tahun lalu, Bundchen mendapat honor US$25 juta berkat kontrak dengan sejumlah butik ternama, yaitu Versace dan Dior.
Dia juga berbisnis alas kaki bermerk Ipanema by Gisele.
George Foreman
Para penggemar tinju kelas berat pasti kenal dengan nama George Foreman. Bersama Muhammad Ali dan Joe Frazier, dia adalah legenda tinju pada dekade 1970-an.
Semasa muda, pria kelahiran Texas itu dikenal sebagai remaja yang bengal. Putus sekolah di usia 15 tahun, Foreman akhirnya diarahkan oleh seorang mentor untuk berlatih tinju.
Di dunia baku hantam itulah Foreman menemukan talenta. Hasilnya, pada Olimpiade 1968, Foreman berhasil meraih medali emas sebagai petinju amatir. Dia lalu memutuskan untuk beralih menjadi petinju profesional dan sempat menjadi juara dunia Kelas Berat di awal dekade 1970-an.
Setelah pensiun dari tinju dan sempat menjadi penginjil, Foreman lalu mencoba peruntungan dengan menjadi pebisnis. Pada 1999, dia berhasil mengikat kontrak dengan produsen alat panggang daging (steak), Salton, senilai US$138 juta.
Sejak saat itu, Foreman kini dipandang sebagai pengusaha yang cukup diperhitungkan karena berani berbinis di sejumlah sektor, mulai dari produk perawatan kesehatan, makanan, hingga produk sepatu khusus untuk penderita diabetes.
Jay-Z
Pria yang bernama asli Shawn Carter ini merupakan salah satu rapper (penyanyi rap) dan hip-hop terkenal. Namun Jay-Z dulu tidak mampu menamatkan pendidikannya di sekolah menengah.
Jay-Z sempat merasakan kerasnya perjuangan hidup di tempat tinggalnya di Brooklyn, yang dikenal sebagai kawasan kumuh yang rawan kriminalitas di Kota New York, AS. Putus sekolah, suami penyanyi Beyonce Knowles ini sempat bermasalah dengan narkoba sebelum akhirnya dia meniti karir sebagai penyanyi hip-hop.
Pada 1995, Carter memulai debutnya bersama perusahaan rekaman Def Jam Records. Dari situlah dia mengasah bakat sebagai penyanyi dengan memakai nama komersil Jay-Z.
Sukses di perusahaan lama, Jay-Z pada 2008 menandatangani kontrak selama 10 tahun dengan Live Nation senilai US$150 juta. Dia pun berhak memproduksi sendiri lagu-lagunya sekaligus mengatur konser-konsernya.
Ketenaran yang dia rintis membuat Jay-Z berhasil menggandeng sejumlah perusahaan besar untuk menjadi mitra bisnis di panggung hiburan, yaitu perusahaan komputer Dell dan produsen bir Budweiser.
Simon Cowell
Bagi penggemar acara kontes olah bakat bernyanyi "American Idol," siapa sih yang tidak mengenal nama di atas? Berpenghasilan sedikitnya US$75 juta per tahun, produser sejumlah acara olah bakat itu ternyata drop out dari sekolah di usia 16 tahun.
Namun, situasi itu tidak membuat Cowell putus harapan. Pria yang kini berusia 50 tahun itu sempat bekerja sebagai pengantar surat di perusahaan rekaman terkemuka, EMI.
Di usia 23 tahun, Cowell mencoba membuat perusahaan rekaman, yang dia beri nama Fanfare. Namun, nama Cowell mulai mendunia saat dia menjadi juri yang terkenal sinis dan jarang memberi pujian kepada para peserta dalam acara American Idol sejak 2001.
Setelah hampir sepuluh tahun jadi juri, Cowell tahun depan memutuskan pensiun dari American Idol. Dia lebih memilih mengelola acaranya sendiri, The X Factor, yang merupakan kontes olah bakat bernyanyi dan menghibur.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar